Jumat, 27 Mei 2011

Analisis Film : The Miracle Worker (bagian Reza : Dampak Kecacatan Bagi Anggota Keluarga)

Tugas Psikologi Pendidikan Anak Luar Biasa  




Sinopsis Film The Miracle Worker


Hellen Keller adalah seorang anak perempuan berusia sepuluh tahun yang menderita tuna netra, tuna rungu dan tuna wicara. Hellen Keller merupakan anak dari pasangan Arthur Keller dan Catie Keller, ia juga mempunai kakak tiri bernama James dan seorang adik bayi. Keterbatasan yang dimiliki Hellen tersebut membuat ayahnya hendak memasukkannya ke rumah sakit jiwa. Namun ibu dan bibi Hellen tidak menyetujui hal tersebut. Sehingga kemudian bibi Hellen menyarankan agar ayah Hellen mengirimkan surat kepada Dr. Chisolm di Baltimore guna meminta dikirimkan seorang pengasuh sekaligus pengajar untuk Hellen.
Surat itupun akhirnya sampai pada Dr. Chisolm dan beliau langsung menugaskan Ny. Annie Sullivan untuk menjadi pengasuh sekaligus pengajar Hellen. Ny. Sullivan mempunyai latar belakang yang hampir serupa dengan apa yang dialami Hellen. Sesampainya di kediaman keluarga Keller, Ny. Sullivan langsung mengadakan pendekatan dengan Hellen. Ia sempat dikunci oleh Hellen di dalam kamarnya karena Hellen merasa terganggu akan kehadirannya. Namun, kejadian tersebut tidak menyurutkan niat Ny. Sullivan untuk mengasuh serta mengajar Hellen.
Suatu saat ketika keluarga Keller sedang makan bersama, seperti biasanya, Hellen mengambil makanan dari piring-piring anggota keluarganya dengan tangannya kemudian memakannya. Ny. Sullivan tidak mau jika Hellen melakukan hal ini secara terus-menerus. Akhirnya ia meminta agar seluruh anggota keluarga Keller meninggalkannya bersama Hellen di ruang makan. Ny. Sullivan melatih Hellen di dalam ruang makan selama beberapa waktu. Proses pelatihan ini tidak mudah karena Ny.Sullivan memerlukan usaha yang keras dalam melatih Hellen, bahkan proses pelatihan ini menyebabkan keadaan di ruang makan menjadi berantakan. Namun, akhirnya usaha ini sukses dan Hellen pun mampu makan menggunakan piring sendiri bahkan mampu menggunakan sendok serta garpu.
Kemajuan ini ternyata tidak memberikan respon positif dari keluarga Keller. Keluarga Keller merasa tidak senang dengan cara Ny.Sullivan melatih Hellen. Keluarga Hellen merasa anaknya kelihatan tertekan. Hal ini membuat mereka berniat untuk memecat Ny. Sullivan. Akan tetapi Ny. Sullivan bersikeras untuk menggasuh dan mengajar Hellen serta memberikan pemahaman kepada keluarga Keller bahwa Hellen sangat membutuhkannya. Selain itu Ny. Sullivan juga menjelaskan bahwa meskipun Hellen mempunyai keterbatasan indera, di lain sisi ia mempunyai kecerdasan yang tinggi.
Setelah berdiskusi bersama, akhirrnya keluarga Keller menyetujui niat Ny. Sullivan untuk mengasuh serta mengajar Hellen dengan caranya sendiri. Sekarang Ny. Sullivan meminta agar ia dan Hellen ditempatkan di rumah yang terpisah dari keluarga Hellen. Sebuah gudang yang letaknya masih berdekatan dengan lokasi rumah Hellen akhirnya dijadikan tempat tinggal sementara untuk Ny. Sullivan dan Hellen. Sebelum Hellen diajak masuk ke dalam rumah yang akan dijadikan sebagai tempat tinggalnya bersama Ny. Sullivan, ia diajak berkeliling menggunakan kereta selama berjam-jam agar Hellen merasa kalau tempat tersebut berada jauh dari rumahnya.
Keluarga Keller memberikan jangka waktu yang terbatas kepada Ny. Sullivan dalam mengasuh dan mengajar Hellen. Pada awalnya Hellen sempat merasa takut dan terganggu. Namun akhirnya Ny. Sullivan berhasil mendekati dan bahkan kini ia menjadi akrab dengan Hellen. Ia mengajarkan Hellen tentang kata-kata benda yang ada di sekitarnya dengan menggunakan sandi tangan.
Dengan cepat Hellen mampu menggunakan sandi tangan yang diajarkan oleh Ny. Sullivan, akan tetapi Hellen belum bisa menanamkan konsep tentang makna dari kata tersebut sampai pada hari terakhir untuk waktu yang diberikan oleh keluarga Keller. Kemudian Ny. Sullivan meminta tambahan waktu kepada keluarga Keller dalam mengasuh serta mengajari Hellen. Keluarga Keller enggan memberikan tambahan waktu tersebut.
Karena berakhirnya waktu yang diberikan kepada Ny. Sullivan, Hellenpun kembali dibawa pulang ke rumah oleh keluarga Keller. Hingga tiba waktu makan bersama keluarga Keller, Hellen kembali makan dengan cara yang biasa ia gunakan sebelumnya yaitu memakan makanan dari piring-piring anggota keluarga yang makan. Hal ini membuat Ny. Sullivan kembali bersikeras untuk meminta waktu tambahan dalam mengajar Hellen agar apa yang telah diajarkannya kepada Hellen tidak hilang begitu saja. Di lain pihak keluarga Keller tetap tidak mau memberikan waktu tambahan untuk Ny. Sullivan. Akhirnya Ny. Sullivan membawa Hellen keluar rumah dan menuju sumur pompa yang terletak di depan rumah keluarga Keller.
Meskipun awalnya keluarga Keller tidak merelakan, namun akhirnya keluarga tersebut merelakannya. Selang beberapa waktu, dengan sumur pompa dan air tersebut akhirnya Hellen mampu memahami apa yang selama ini diajarkan oleh Ny. Sullivan kepadanya. Kata pertama yang dipahami hellen adalah “water”, dan diikuti dengan kata-kata yang lainnya karena Hellen meminta Ny. Sullivan untuk mengajarkannya kembali tentang apa yang belum ia pahami. Kemudian Hellenpun tumbuh menjadi dewasa serta mampu menjadi seorang penngacara terkenal meskipun ia mempunyai banyak kerterbatasan, dan Ny. Sullivan tetap menjadi seorang guru yang menemaninya.


Dampak Kecacatan Bagi Anggota Keluarga

            Anak yang mengalami tuna rungu dan tuna wicara akan mengalami masalah dalam hal berkomunikasi. Mereka sulit untuk mengutarakan apa yang mereka inginkan dan sulit untuk memahami aspek-aspek emosional yang dikomunikasikan oleh orang lain. Keluarga sebagai pihak terdekat dari anak yang mengalami kecacatan juga akan merasakan dampak tersebut. Banyak orang tua mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, dalam arti kesulitan dalam menjelaskan isyu-isyu yang menurut mereka penting. Seringkali kemudian stres muncul (Mangunsong, 2009).
Dampak dari kecacatan anak terhadap orang tua salah satunya adalah orang tua bisa menjadi depresi atau terlalu protektif, atau bahkan kehilangan minatnya pada anak (Elliot & Place, 2006 dalam Mangunsong, 2009). Hal ini juga terjadi pada keluarga Helen dimana orang tuanya mengalami kesulitan untuk memahami apa yang diinginkan Helen. Orang tua Helen terlalu protektif dengan anaknya. Mereka tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan ini salah karena membuat Helen menjadi tidak mandiri. Bahkan sikap yang terlalu protektif dari orang tua Helen menghambat proses pembelajaran yang diterapkan oleh Anne Sullivan.
Temper tantrum dan frustasi yang bersifat fisik seringkali ditunjukkan oleh anak yang mengalami kecacatan karena mereka kurang mampu untuk mengemukakan masalahnya dalam bentuk bahasa (Mangunsong, 2009). Temper tantrum yang dialami oleh Helen sering kali menimbulkan masalah di rumahnya. Bukan hanya menyebabkan keadaan rumah menjadin berantakan tapi temper tantrum yang dialami Helen juga kerap menimbulkan perdebatan antara ayah dan saudara tirinya. Bahkan pernah mengancam keselamatan adik bayinya. Rutinitas sehari-hari di keluarga yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus menjadi terganggu (Mangungsong, 2011). Hal ini telah terjadi dalam kehidupan keluarga Helen.
Di beberapa keluarga, memiliki seorang anak dengan kecacatan dirasakan sebagai sebuah tragedi, disisi lain, itu mungkin dilihat sebagai sebuah krisis tetapi merupakan sesuatu yang bisa dikelola, pada sisi yang lainnya itu hanyalah satu faktor lagi yang untuk dipertimbangkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai usaha berjuang meraih kesuksesan (Begab, 1966 dalam Gargivlo, R.M, 2007). Keluarga Helen telah melihat permasalahan yang dialami Helen sebagai suatu kiris yang bisa ditanggulangi dan lebih melihat masalah ini sebagai suatu tantangan tersendiri. Meskipun pada awalnya masalah ini cukup membuat keluarga Helen kesulitan, namun ternyata peningkatan yang dialami Helen memberikan kebahagiaan tersendiri bagi keluarganya. Hal ini telah mengajarkan keluarga Helen untuk lebih tegar dan lebih optimis dalam menjalani permasalahan hidup.


Daftar Pustaka :

Mangunsong, F. 2009. Psikologi dan pendidikan anak berkebutuhan khusus. Depok: LPSP3
     Fakultas Psikologi UI
Mangunsong, F.2011.Psikologi dan pendidikan anak berkebutuhan khusus. Depok: LPSP3
     Fakultas Psikologi UI
Gargivlo, R.M. 2007. Special education in contemporary society. USA: Thomson Wadsworth

1 komentar:

  1. ikut ngambil tulisan ini yahh .. wat ngumpulin tugas ku .. hehehe

    BalasHapus